Naik motor perjalanan mudik 492 KM

Kali ini AHW mau berbagi pengalaman AHW naik motor dengan jarak tempuh yang cukup jauh, yaitu dari Bandung, Jawa Barat, tempat AHW kuliah menuju kampung halaman AHW yaitu di Rembang, Jawa Tengah. Jarak yang AHW tempuh kurang lebih 492 KM (versi Google Maps). Sebenarnya udah lama AHW punya keinginan untuk mencoba pulang kampung pake motor, maklum lah mumpung masih muda, hehehe 😀 Selain alasan ‘keinginan’ tadi, kebetulah kemarin AHW gak dapet tiket bus buat mudik karena ada kegiatan penting, AHW baru bisa pulang H-25 lebaran. Niat buat pulkam naik motor pun bertambah ketika rekan AHW yang satu rute perjalanan juga gak dapet tiket KA buat pulkam. Yaudah, AHW ajak aja, biar sekalian bisa gantian riding.

Beberapa hari sebelum perjalanan dimulai, si Supra X 125 sudah AHW persiapkan, mulai dari servis mesin, ganti oli, ganti ban belakang yang udah tipis. Saat hari H, fajar2 AHW udah siap2 berangkat, AHW hanya membawa barang satu tas ransel saja demi keamanan dan kenyamanan saat riding. Sementara rekan AHW juga membawa satu tas ransel ditambah satu tas sedang. Perlengkapan yang AHW gunakan yaitu jaket tebal parasut (anti air), kaos tangan standar, sepatu biasa, masker wajah. Kurang safety ya? maklum lah namanya juga rider abal-abal 😀 (jangan ditiru).

Setelah sahur dan sholat subuh (jam 5an pagi), AHW bertolak dari Bandung, cuaca agak kurang bersahabat, tetapi masih beruntung karena cuma hujan gerimis. Awal start AHW yang di depan, sementara rekan membonceng dan tas sedang tadi dipangku di tengah. Keluar dari kota Bandung, AHW menempuh perjalan dari Sumedang – Cirebon. Rute ini mayoritas terdiri dari jalan dua jalur dimana tiap jalur hanya muat satu truk besar (tidak ada pembatas di tengah) dengan kondisi aspal yang mulus pol, salut buat Jabar 🙂 ). Perjalanan berjalan lancar ditambah pemandangan yang luar biasa di jalan raya. Masbro mungkin sudah mendengar rute pegunungan Cadas Pangeran, Sumedang dengan jalannya yang berkelok-kelok dengan pohon di kanan kiri. Ditambah lagi cuaca pagi hari yang adem + jalanan yang sepi karena truk udah gak boleh jalan. Jujur AHW menikmati banget saat melewati rute ini.

Setelah melewati Cadas Pangeran, AHW masuk kota Sumedang, kemudian diteruskan perjalanan menuju ke Majalengka. Hal unik AHW temui di Majalengka yaitu banyaknya sentra genteng  di sepanjang jalan. Bahkan sampai pagar rumah pun dibuat dari genteng, ini namanya FBG alias Fans Boy Genteng, hihihi 😀 . Saat di Majalengka ini, AHW menemui kendala pada motor, klakson tidak berbunyi, wah bahaya tenan iki. AHW pun segera cari bengkel, mungkin karena masih pagi, AHW baru mendapatkan bengkel buka setibanya di Cirebon sekitar pukul 9.00 pagi, itu aja sampai bangunin si Mekanik, sorry ya Bapake udah ganggu tidur paginya :D.

DSC_0161
Bapake lagi benerin klakson Inyong 😀

Selagi Bapake benerin klakson si Supra X, AHW sekalian istirahat. Setelah stengah Jam diperbaiki, perjalanan selanjutnya yaitu dari Cirebon – Tegal. Kali ini rekan AHW yang nyetir di depan. Mulai di Cirebon, jalanan terasa ramai, banyak rider-rider dari Jakarta dan sekitarnya memenuhi jalanan, berasa banyak temen deh di jalan :). Untung aja rekan AHW lebih lincah bawa motornya (dari pada AHW 😀 ). Dari Cirebon sampai Brebes perjalanan cukup jauh dan membosankan, hla piye dalane lurus lempeng tanpa kelak-kelok tanpa naik turun. Ditambah lagi perut yang lagi puasa tergoda telor asin dipinggir jalan Brebes, tambah ngeleh wae Rek :D. Rute mayoritas masih dua jalur tanpa pemisah, meski gak semulus Jabar. Sekitar jam 12.30 siang AHW istirahat buat sholat duhur di Tegal.

Perjalanan AHW lanjutkan, AHW masih jadi boncenger di sini, bokong pun mulai terasa panas karena jok belakang yang lebih keras 😀 . Setelah melewati Pemalang, tibalah AHW di kemacetan akibat amblesnya jembatan Comal yang terletak diperbatasan Pemalang-Pekalongan. Kemacetan dimulai sekitar 3-4 km sebelum jembatan. Saat antri dikemacetan, AHW nemu kejadian unik lagi, motor Beat di depan AHW tiba-tiba oleng. Si Bapak sepertinya kelelahan dan kehilangan keseimbangan. Si Bapaknya boncengin ibuk, ibuknya gendong anaknya, di dek tengah bawa bawaaan, dibelakang ditambah bawaan lagi yang ditopang bambu, hla piye kok ora ambruk rek 😀 . Emang semangat orang Indonesia buat pulang kampung AHW acungi empat jempol, tapi ya seharusnya kita tidak mengorbankan keselamatan degan membawa barang sebanyak2nya. Untungnya si Bapak dan keluarga gak kenapa2 . Lanjut, karena Jembatan Comal ditutup secara total, AHW lewat jalur alternatif di pedesaan. Sampai-sampai AHW lewat di bawah jembatan rel KAI, dan sobeknya pas AHW lewat, ada kereta yang lewat juga diatas jembatan. Tanah bergetar, suara gesekan rel dengan roda kereta udah ngalahin knalpot racing aja. Sumpah AHW sampai merinding 😀 .  Total perjalanan yang seharusnya bisa ditempung stengah jam, karena macet jadi 2 jaman. Cukup melelahkan.

DSC_0168
kemacetan Comal, lewat jalan desa
DSC_0167
kemacetan Comal, roda empat ngremet-gremet
DSC_0170
Kemacetan Comal, para biker pemudik antri nyebrang jembatan alternatif
Screenshot_2014-07-24-04-45-03
Jembatan Comal ditutup ke dua sisi

Setelah melewati Pekalongan dan Batang, bokong rasanya udah satu setengah matang aja :D. Akhirnya AHW putusin buat berhenti dan istirahat di SPBU sebelum masuk alas roban, jam menunjukan pukul 14.30. setelah istirahat stengah jam, perjalanan di lanjut. Kali ini kembali AHW yang nyetir di depan. Masbro yang udah ngerasain jalur alas roban pasti udah tahu gimana sensasinya. Jalan naik turun dan berbelok, meskipun udah satu jalur (dipisah pembatas kanan kiri) dimana tiap jalur cukup lebar, tetapi sensasinya, wuuuuhhhh :D. si Supra X yang karakternya buat kecepatan agak kualahan buat nanjak-nanjak. Saat di perpecahan jalur di alas roban, AHW putuskan pilih jalur paling utara, yaitu jalur dengan jarak terpendek, yang cenderung lurus, tetapi turun dengan curam. FYI, jalur utara ini cuma boleh buat kendaraan pribadi dan bus saja. Sementara truk harus lewat jalur selatan yang lebih panjang.

DSC_0174
Sebelum Alas Roban, Si Supra X istirahat dulu
DSC_0175
Eksis heula sek, hihihi 😀

Setelah melewati alas roban dan Kota Kendal, akhirnya AHW tiba di Semarang pukul 17.00. AHW putusin dulu buat istirahat dan sholat ashar di Masjid Agung Jawa Tengah, sekalian ngajak rekan AHW yang belum pernah ke sana. Karena AHW udah biasa perjalanan Semarang – Rembang, AHW putusin buat berangkat lagi setelah berbuka puasa, targetnya sih nyampai Rembang 3 jaman.

DSC_0176
Semarang, Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid yang memiliki payung hidrolis setelah Masjid Nabawi (CMIIW)

Jam 18.30 AHW bertolak dari Semarang. AHW masih megang stir di depan. Setelah melewati Demak yang rutenya cukup panjang dan membosankan (lagi-lagi karena jalannya lurus tanpa belokan dan naik turun 😀 ), saat melewati kota Kudus tiba-tiba Hujan deras turun diiringi kilat yang menyambar juederrr juederrrr (beneran ini). Akhirnya AHW putusin buat ngadem di SPBU. Target sampai rumah jam 9an pun gagal. AHW cukup lama menunggu hujan reda, hampir 1 jam.

Akhirnya setelah melewati Kudus dan Pati, AHW tiba di Rembang, di Rumah jam 23.00. Orang rumah agak heran karena AHW pulang naik motor tidak bilang sebelumnya (jangan ditiru 😀 , maaf Bapak Ibuk, AHW gak mau bikin kalian khawatir). Bahkan Bapak AHW langsung bilang “suk nak balek bandunge, motore dikirim wae” (nanti kalau balik bandungnya, motor dikirim aja). Maklumlah, namanya orang tua pasti khawatir dengan anaknya yang masih muda, dan ganteng (lebay 😀 ) menempuh jalur pantura seharian penuh.

Last, itulah sedikit cerita pengalaman riding AHW dari Bandung ke Rembang dengan jarak tempuh kurang lebih 492 km dengan waktu kurang lebih 17 jam. Tentunya pengalaman ini Insyaallah menjadi salah satu pengalaman tak terlupakan bagi  AHW. Beberapa tips dapat AHW berikan dari perjalanan ini :

  1. Persiapkan kendaraan terlebih dahulu, servise, ganti oli, ganti part2 yang udah saatnya ganti. (WAJIB)
  2. Persiapkan fisik yang sehat (WAJIB)
  3. gunakan setidaknya kaos tangan, sepatu, dan masker, riding gear lebih baik (WAJIB)
  4. Bawa barang bawaan seperlunya, ini bakalan ngaruh banget di manuver (WAJIB)
  5. Beristirahatlah setelah riding selama 3 jam. (WAJIB)
  6. Buat AHW pribadi, puasa masih bisa AHW jalanin, dengan catatan AHW gantian riding dengan rekan AHW dan kami makan saat sahur.
  7. Dari tingkat kecapekan, yang paling terasa adalah bokong yang terasa terbakar, kalau pegal-pegal sih iya, tapi tidak terlalu terasa. (bokong AHW udah gak terasa setelah 3 hari pasca perjalanan)
  8. Jangan lupa sholat buat yang muslim, dan jangan lupa berdoa sebelum berangkat. (WAJIB)
  9. Oh iya, dalam perjalanan ini AHW ngisi bensi 15ribu x 5 kali = total 75 ribu (sebagai perbandingan tiket bus saat lebaran 350 @ orang, ini alasannya kenapa banyak orang mudik pakai motor 😀 )

Semoga bermanfaat,

by AHW

Tinggalkan komentar